Jumat, 05 Desember 2014

Membuat sendiri alat pengisi aki


manual chargerAki (accu) yang baru saja dikuras dan dibersihkan seringkali perlu untuk di-charge. Ketika berupaya untuk membeli alat charger-nya ternyata tidak selalu dijual orang di pasaran, dan ketika berupaya untuk membuatnya sendiri ternyata skema rangkaiannya rumit-rumit dan komponen elektroniknya juga sulit didapat.

Berikut ini disajikan alat pengisi aki manual sederhana yang cukup bisa diandalkan untuk men-charge sendiri aki motor atau aki mobil di rumah.
Rangkaiannya tidak rumit dan bisa dibuat oleh siapapun meskipun baru belajar elektronik.
Rangkaian hanya terdiri dari tiga komponen utama yaitu trafo, dioda, dan resistor. Keluarannya adalah dua kabel untuk + (plus/positif) dan - (minus/negatif) dengan ujungnya dilengkapi capit buaya yang akan digunakan untuk dijepitkan pada terminal elektroda aki.

rangkaian charger

Perhatikanlah bahwa rangkaian ini sebenarnya adalah sebuah power-supply dengan penyearahan gelombang penuh namun tanpa kondensator perata (smoothing condensator).
Tegangan yang dihasilkan oleh dua dioda penyearah adalah berbentuk denyut-denyut positif dengan kerut-kerut tegangan (ripple voltage) yang cukup besar.
Jika tegangan hasil penyearahan itu digunakan untuk catu-tegangan rangkaian-rangkaian elektronik seperti amplifier audio, osilator atau yang lain-lainnya tentu tidak bisa karena besarnya kerut-kerut tegangan yang ada.  Akan tetapi tegangan hasil penyearahan di sini hendak digunakan untuk sekedar men-charger aki, maka hal ini tidak mengapa karena dalam hal pengisian baterai atau aki tidaklah diperlukan tegangan DC yang betul-betul rata (bebas dari kerut-kerut tegangan).

Resistor R1 dan R2 disusun parallel untuk mendapatkan kemampuan daya yang lebih besar. Kedua resistor ini akan membatasi arus pengisian.  Tanpa kedua resistor ini dikhawatirkan terjadi pengisian dengan arus yang berlebihan yang kesemuanya itu akan terbebani penuh kepada trafo sehingga trafo akan menjadi mudah rusak. Aki pun bisa mengalami over charging.
R1 dan R2 bisa dikecilkan lagi nilainya untuk menambah besar arus pengisian, namun sebaiknya kedua resistor itu mempunyai nilai resistansi yang sama. Kedua resistor ini akan mudah panas, ada baiknya badan resistor ditempelkan di box logam charger atau diberikan keping pendingin alumunium secara khusus.
Dalam keadaan proses pengisian sedang berjalan, sesekali periksalah tegangan yang ada pada resistor dengan DC Voltmeter skala 10V, maka akan diketahui seberapa besar arus pengisian yang sedang berlangsung. Arus pengisian itu ada sebesar :

I = V / R 

Di mana I adalah arus pengisian (dalam Ampere), V adalah tegangan yang terukur pada resistor (dalam Volt) dan R adalah besar resistansi resistor (dalam Ohm).
Jika arus pengisian terlalu besar, dikhawatirkan bisa segera merusak aki atau trafo. Apabila hal ini terjadi, hentikan pengisian dan cari tahu apa penyebabnya. Penyebab yang paling sering adalah aki yang sudah rusak.

Sebelum melakukan pengisian aki, pastikanlah bahwa aki itu memang bukan aki yang rusak (soak) yang sudah tidak bisa di-charge lagi.
Karena alat ini adalah alat charger manual (tidak otomatis), maka diperlukan pengecekan secara berkala ketika men-charge aki, apakah akinya sudah penuh atau belum.  Caranya adalah dengan mencabut salah satu capit buaya dari aki, lalu ukurlah tegangan aki.
Apabila tegangan aki telah mencapai 13V maka berarti aki sudah penuh.

Daftar komponen :
Trafo : 5A / 2x15V CT (untuk aki mobil), 3A / 2x15V CT (untuk aki motor).
D1,D2 = dioda 6A (untuk aki mobil), dioda 3A (untuk aki motor).
R1,R2 = 3,3 Ohm / 20W (untuk aki mobil), 4,7 Ohm / 15W (untuk aki motor).
Sw1 = switch on-off
Capit buaya satu pasang.


Tulisan lain sehubungan dengan aki/accu :
Accumulator atau Aki 
Accu Portabel 


( Sandi Sb )
sndelektronik.blogspot.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar