Jumat, 05 Desember 2014

Konverter DC 12V Ke Tegangan 3V

Di saat-saat tertentu adakalanya diperlukan sebuah konverter (perubah) tegangan DC dari tinggi ke rendah (down converter).  Sebagai contoh pada kasus sebuah radio kecil yang menggunakan dua buah baterai (tegangan 3V) hendak dinyalakan dengan menggunakan accu motor atau mobil yang bertegangan 12V.
Jika tegangan 12V langsung dimasukkan ke radio tersebut tentu saja radio akan rusak seketika. Yang terpikir barangkali adalah dengan menggunakan resistor, akan tetapi cara ini sangat tidak akurat dan tegangan yang diberikan ke radio pun tidak akan stabil sebagaimana jika menggunakan baterai. Karena itu yang tepat adalah dengan membuat sebuah konverter (down-converter) untuk tegangan DC.

Prinsipnya sebuah konverter DC adalah sebuah unit penstabil tegangan DC dengan tegangan output sesuai yang diinginkan.  Rangkaian yang dikemukakan di sini adalah konverter penurun tegangan (down-converter) yang hanya menggunakan sebuah transistor berdaya sedang. Tegangan output ditentukan oleh tegangan stabil yang dihasilkan dioda zener Z1 yang dipasang pada basis transistor.
Namun dalam hal ini tegangan output akan ada sebesar :

Voutput = Vzener - 0,6 

Jika zener yang digunakan adalah 3,9V maka tegangan output di emitor transistor akan sebesar 3,3V. Ini terjadi karena pada saat bekerja, sebuah transistor silikon akan mengambil tegangan sekitar 0,6V di antara basis dan emitornya (lihat pelajaran/pengenalan komponen tentang transistor).  Jika tegangan output yang diinginkan 4,5V maka dioda zener yang digunakan adalah 5,1V.
Jika tegangan yang diinginkan adalah 6V maka dioda zener yang digunakan adalah 6,8V (dengan sedikit toleransi), dan seterusnya.  Dioda zener yang digunakan sebaiknya yang 1W.

DC to DC converter

Perlu dicatat bahwa tegangan input (masukan) harus selalu lebih besar dari tegangan output. Tegangan input minimal 2V lebih besar dari tegangan output.
Bagaimana dengan kemampuan arusnya?
Arus yang dihasilkan transistor ditentukan oleh R1 dengan perhitungan sebagai berikut :

I out = hFE(IR1-Iz)

hFE adalah faktor penguatan arus transistor, bisa dilihat di dalam buku data transistor.  Iz adalah arus yang dikonsumsi dioda zener agar ia berfungsi sebagai penstabil tegangan.
Iz harus selalu ada meskipun hanya pada kisaran 10mA atau kurang dari itu, sebab jika tidak maka tidak akan terjadi stabilisasi tegangan oleh dioda zener.
IR1 adalah arus yang mengalir pada R1 dan didapati dari VR1/R1.
Dengan nilai sebagaimana yang tertera, dihasilkan arus output maksimal sekitar 1A.
T1 memerlukan keping pendingin yang cukup. Jika T1 terlalu cepat panas, bisa diganti dengan type lain yang lebih besar, seperti C2579.
Ketika mengganti transistor dengan type lain yang lebih besar, pertimbangkanlah juga tentang faktor hFE transistor yang bersangkutan.  Transistor TIP41 atau TIP3055 tidak dianjurkan untuk digunakan di sini karena ada kekhawatiran besar arus keluaran yang dikehendaki tidak akan tercapai. Ada produk tertentu dengan label TIP41 atau TIP3055 yang mempunyai hFE hanya sebesar 10.


( Sandi Sb )
sndelektronik.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar